Sabtu, 26 Februari 2011

Bercermin

Bercermin dari orang-orang shalih akan mendatangkan keberuntungan, keberkahan dan kesuksesan. Mengabaikan cermin ini, maka hidup kita tidak rapih, teratur dan percaya diri. Dan yang pasti jauh dari rahmat Allah SWT. Idealnya kita lebih sering bercermin kepada mereka daripada kita mengaca di depan cermin itu sendiri.
Salah seorang salafus shalih yang patut kita jadikan cermin dalam hidup kita adalah Imam Syafi’i rahimahullah. Yang menjadi panutan mayoritas umat Islam di negeri kita. Seandainya kita tak mampu mencontoh seluruh sisi kehidupannya. Paling tidak satu sisi dari kehidupannya. Hanya ironinya, pengikut syafi’i sebagian besar baru sekadar menjadi judul buku tanpa isi. Sekadar menjadi kulit, baju dan simbol tanpa makna dan substansi.
Salah satu sisi kehidupan Imam besar ini yang perlu kita teladani adalah bagaimana beliau membagi malam-malamnya di musim dingin menjadi tiga bagian.
 • Sepertiga malam pertama, untuk menulis ilmu (buku).
 • Sepertiga malam kedua, untuk shalat malam.
 • Dan sepertiga malam terakhir untuk istirahat (tidur).
 
Saudaraku…
Cobalah tengok sejenak tentang diri kita. Untuk apa kita habiskan waktu-waktu kita di malam hari. Terutama di musim dingin ini?
Sepertiga malam pertama, mungkin kita habiskan waktu di super market, di depan layar kaca atau internet atau yang seirama dengan itu.
Sepertiga malam kedua, kita pergunakan untuk membakar sate, membuat proposal kenaikan gaji atau mengkhayalkan primadona desa.
Sepertiga malam terakhir, di mana saat itu Allah SWT turun ke langit dunia untuk mengabulkan permohonan hamba-Nya dan mengampuni dosa orang yang minta ampunan-Nya. Justru kita terlelap di alam mimpi. Cara tidurnya pun tidak meneladani idola umat; Rasulullah SAW. Wajar jika setan datang dan mengganggu tidur kita lewat mimpi-mimpi yang tidak kita sukai.

Saudaraku…
Mengaca pada malam-malam yang dilalui oleh Imam Syafi’i, sebenarnya beliau membagi malam-malamnya dalam kerangka menambah ilmu dan berbagi ilmu kepada orang lain melalui tulisan buku. Juga untuk menambah ketaatan kepada Allah melalui shalat malam. Dan yang ketiga untuk mewujudkan firman-Nya, “Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian,” yakni istirahat.
Membaca buku untuk memperluas pengetahuan atau menghafal beberapa ayat al Qur’an atau sunnah nabi. Shalat malam dua raka’at dan ditutup satu raka’at witir, kemudian dilanjutkan dengan tidur sesuai petunjuk Nabi, insyaallah hidup kita akan dihiasi keberkahan dan kebahagiaan.

Sudahkah kita bercermin malam ini? Wallahu a’lam bishawab.
--------------------------------------------
Sumber : Status Ustadz Abu Ja’far

Kamis, 24 Februari 2011

Lingkungan kita adalah pikiran kita

Suatu ketika seorang pria menelepon Norman Vincent Peale. Ia tampak sedih.Tidak ada lagi yang dimilikinya dalam hidup ini. Norman mengundang pria itu untuk datang ke kantornya.
“Semuanya telah hilang. Tak ada harapan lagi,” kata pria itu.
“Aku sekarang hidup dalam kegelapan yang amat dalam. Aku telah kehilangan hidup ini”.
Norman Vincent Peale, penulis buku “The Power of Positive Thinking”, tersenyum penuh simpati.
“Mari kita pelajari keadaan anda,” katanya Norman dengan lembut.
Pada selembar kertas ia menggambar sebuah garis lurus dari atas ke bawah tepat di tengah-tengah halaman. Ia menyarankan agar pada kolom kiri pria itu menuliskan apa-apa yang telah hilang dari hidupnya. Sedangkan pada kolom kanan, ia menulis apa-apa yang masih tersisa.
“Kita tak perlu mengisi kolom sebelah kanan,” kata pria itu tetap dalam kesedihan.
“Aku sudah tak punya apa-apa lagi.”
“Lalu kapan kau bercerai dari istrimu?” tanya Norman.
“Hei, apa maksudmu? Aku tidak bercerai dari istriku. Ia amat mencintaiku!”
“Kalau begitu bagus sekali,” sahut Norman penuh antusias.
“Mari kita catat itu sebagai nomor satu di kolom sebelah kanan “Istri yang amat mencintai”.
“Nah, sekarang kapan anakmu itu masuk penjara?”
“Anda ini konyol sekali. Tak ada anakku yang masuk penjara!”
“Bagus! Itu nomor dua untuk kolom sebelah kanan “Anak-anak tidak berada dalam penjara.” kata Norman sambil menuliskannya di atas kertas tadi.
Setelah beberapa pertanyaan dengan nada yang serupa, akhirnya pria itu menangkap apa maksud Norman dan tertawa pada diri sendiri.
“Menggelikan sekali. Betapa segala sesuatunya berubah ketika kita berpikir dengan cara seperti itu,” katanya.
Kata orang bijak, bagi hati yang sedih lagu yang riang pun terdengar memilukan. Sedangkan orang bijak lain berkata, sekali pikiran negatif terlintas di pikiran, duniapun akan terjungkir balik. Maka mulailah hari dengan selalu berfikir positif.
Tuliskanlah hal-hal positif yang Kita pernah dan sedang miliki dalam hidup ini, bebaskan pikiran-pikiran kita dari hal-hal negatif yang hanya akan menyedot energi negatif dari luar diri kita. Dengan berfikir positif kehidupan ini akan terasa amat indah dan tidaklah sekejam yang kita bayangkan. Objek-objek yang berada di sekitar kita akan sangatlah tergantung dari bagaimana cara kita memandang dan mempersepsikannya. Lingkungan Kita adalah Pikiran Kita. Lingkungan akan berbuat positif kepada Kita jika Kita mempersepsikannya baik, sebaliknya Lingkungan akan berbuat negatif kepada kita ketika kita mempersepsikan sebaliknya.
 -------------------------------------------