Sahabat saya yang baik hatinya,
“Kemesraan adalah bukti kasih sayang dan kesediaan untuk menjadi pribadi indah yang membahagiakan keluarga.”
Tidak sedikit orang yang (dulu) jatuh cinta, mabuk kepayang ingin
menyatukan jiwa dan raga dalam pernikahan, saling berjanji untuk saling
mengasihi dan membahagiakan satu sama lain, untuk kemudian MELUPAKAN
keindahan cinta mereka dan mulai hanyut menjauh dan dingin kepada satu
sama lain.
Banyak dari kita tidak sadar, bahwa janji pernikahan kita itu dulu kita kaitkan dengan doa dan harapan bagi kebaikan hidup.
Jika kita tidak memuliakan pernikahan, apakah kita tetap memberikan penghormatan yang sama kepada doa dan harapan kita dulu?
Dan apakah kita tidak merasa jengah meminta Tuhan memenuhi doa dan
harapan dari dua jiwa yang saling bosan dan tersiksa dalam
kebersamaannya?
Sesungguhnya, apakah ada kebahagiaan yang sejati di luar keluarga?
Pikirkanlah lagi dengan lebih teliti, apakah ada yang lebih penting daripada keluarga?
Sahabat saya yang baik hatinya,
“Cara terdekat untuk memperbaiki rezeki adalah memperbaiki kasih sayang di dalam keluarga.”
Karena,
Keluarga adalah anugerah yang indah dan sangat bernilai.
Tidak percaya?
Tanyakanlah itu kepada jutaan jiwa baik yang hari ini merindukan
belahan jiwa, atau yang merindukan pernikahan, atau yang sedang
merindukan keturunan yang belum kunjung hadir dalam pernikahan mereka.
Dan oh! ... mohon tanyakan juga kepada anak-anak yang ditelantarkan dan dinistai oleh orangtua yang kejam dan pembenci.
Sahabat saya yang kebaikan hidupnya sejajar dengan kebaikan hatinya,
Marilah kita memohon pendampingan Tuhan, agar kita selalu dipelihara
dalam perasaan cinta dan kasih kepada pasangan hidup, dalam rasa sayang
yang lembut kepada anak-anak, dalam rasa hormat yang memuliakan orang
tua.
Tuhan, jadikanlah kami pribadi dan keluarga yang
meneladankan kebaikan, yang Kau pelihara dalam rezeki dan penghormatan
yang baik.
Aamiin
---------------------------------------------
Mario Teguh – Loving you all as always
Tidak ada komentar:
Posting Komentar